“he zy....halo? halo, zy? Kamu nggak pingsan, kan?” ray kelabakan di ujung sana
“iya, iya....aku baik baik saja.” Akhirnya ozy menyahut juga. “terus, aku harus ngomong apa? Aku sendiri nggak kenal dia, kok.”
“makanya dengar dulu.” Ray protes. “ternyata cewek itu senior kita, dia anak kelas 3 b. Dia juga ternyata memang tahu kamu, dan tahu kamu itu siapa.”
“tahu siapa aku? Maksudnya?” alis ozy mengerut. Instingnya mengatakan, ini pasti ada hubungannya dengan acha. Tapi, kayaknya tak mungkin juga, karena acha kan bukan anak sini
“dia kenal acha”
Tuh, kan betul! Tapi kok bisa kenal? Ozy membatin.” Kok dia bisa kenal acha? Kan beda sekolah?”
“ternyata acha tuh satu klub renang sama dia. Dan dia juga tahu kalau kamu mantan acha”
“oh, gitu. Terus, memangnya kenapa kalo aku mantan acha?” ozy mulai bete.
“jangan jadi sewot gitu dong. Aku Cuma mau nyampein pesannya aja. Dia pingin ketemu sama kamu. Gitu aja,” ray menarik napas kesal. “dan satu lagi, nama dia oik”
Dan klik. Suara ray langsung menghilang. Ozy meringis. Kayaknya ray ngambek, nih. Tapi, percuma kalau sekarang ozy telepon balik. Ozy tahu pasti kebiasaan sahabatnya itu. Lebih baik dibiarkan saja, toh ray tak pernah ngambek berlama lama. Apalagi pada ozy
Lama ozy termangu memikirkan ucapan ray barusan. Oik? Mau apa pula cewek itu? Ada perlu apa ketemu sama aku? Batin ozy terus bertanya, sementara kepalanya kembali berdenyut sakit. Ah!
“ray, semalam aku jadi pergi kedokter. Kamu tahu nggak, ternyata dokter rina tuh....keren abis! Sumpah. Aku nggak nyesel deh menuruti saran papa untuk pergi kedokte. Kalau aku nolak, wah....nggak bakal ketemu dia deh” ozy nyerocos tanpa jeda. Membiarkan ray bengong didepannya. “ rasanya aku pingin ketemu dia lagi nih.... senyumnya itu, ray. Sungguh bikin jantung...”
“hei.....hei.....sadar, zy, sadar! Kamu tuh masih pake seragam putih abu abu. Masa mau naksir dokter, sih?” potong ray setengah geli juga heran. “baru kena demam segitu saja, kok jadi error gini? Yang aku mau tahu tuh, sebetulnya kamu sakit apa? Bahaya atau nggak? Bukan cerita soal dokternya.”
Ozy nyegir. “ aku nggak apa apa, ray. Cuma sedikit demam biasa. Tapi.....kayaknya sekarang aku malah jadi sakit karena cinta deh”
“kalau aku rasa sih, kamu mulai kena sakit jiwa, zy...”cemooh ray
“ah, kamu nggak lihat sendiri sih. Kalau kamu ketemu, pasti bakal jatu cinta juga deh!” ozy tetep keukeuh. “orangnya juga biak banget. Tapi susahnya, masa aku mesti sakit dulu, kalau pengen ketemu dia? Gimana dong, kamu punya usul nggak?”
“maksud lo usul apa? Ah, jangan mimpi kamu, zy. Lagian dokter itu pasti juga udah punya suami. Kamu mau merebut istri orang?” cerocos ray tanpa ampun. “mendingan kamu buruan temuin oik itu. Mungkin aja memang ada yang penting yang pengen dia pengen dia omongin sama kamu.”
“oik? Oik siapa?” ozy bengong macam orang linglung
“wah, betul betul gawat nih anak. Kenapa jadi nggak nyambung gini sih?”
“ aduh, jangan gitu dong, ray. Aku betulan nggak ingat. Oik anak mana sih? Memang aku kenal dia?”
“ozy,zoy....parah amat sih kamu. Itu, lho, oik yang...”ray langsung bla bla bla menerangkan, tanpa memberi kesempatan ozy untuk menyela.
Dengan tetap diam, pandangan ozy menatap ray sungguh sungguh. Padahal pikirannya sibuk membayangkan senyum dokter rina-nya
Sudah seminggu lebih ozy tak bertemu ray. Sahabatnya itu pamit pulang ke jakarta, katanya mamanya sakit. Kabar terakhir dari dia tadi pagi, katanya besok ray sudah kembali ke bogor lagi. Mamanya sudah membaik. Tentu ozy ikut gembira dengan kabar itu. Ray adalah sahabat ozy sejak masih di SMP
Sejak SMP ray sudah kos dibogor dan kebetulan satu sekolah dengan ozy. Setelah lulus, mereka bareng bareng mendaftar ke SMU yang sama. Ternyata sama sama diterima. Akhirnya sekarang hubungan mereka tak bisa lagi dipisahkan. Menempel satu sama lain
Rasanya ozy sudah tak sabar lagi untuk segera bertemu ray. Banyak cerita yang ingin ozy bagi dengan sahabatnya. Cerita tentang ozy, cewek kenalan barunya yang sederhana dan ramah. Yang belakangan ini jadi kerap pulang bareng dengan ozy.
Oik yang ternyata baik dan menyenangkan. Yang tampangnya mengingatkan ozy pada sosok seseorang, namun sayangnya sampai saat ini belum juga berhasil diingatnya. Tapi ozy yakin, cewek itu memang mirip dengan seseorang. Tapi, siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar