Selasa, 08 Februari 2011

Buku Ajaib




                Setelah memasukkan kaos olahraga yang baru saja digunakan, afifah merapika isi tasnya. Dengan hati hati, ia memasukkan buku tebal kumal yang warnanya sudah menguning kedalam tasnya. Ia tidak ingin ada orang lain yang melihatnya, karena bisa bikin heboh.
                Maklum, buku itu adalah buku ajaib yang ia temukan ketika sedang membersihkan gudang hari minggu kemarin.
                Tiba tiba terdengar teriakan dari bangku tengah. “uangku, hilang! Uangku hilang!”
                Anak anak didalam kelas langsung menengok ke arah oik yang sedang panik membongkar isi tasnya.
                “ada apa, oik?” tanya afifah kaget, seperti anak anak yang lain.
                “uangku.....uangku hilang!” katanya memekik dengan wajah panik.
                “mungkin kamu lupa menaruhnya?” kata acha, teman disebelahnya.
                “tidak mungkin!” jawabnya yakin. “tadi aku taruh didalam tas kok!”
                Acha membantu mencari dikolong meja, tapi tidak ketemu juga. Oik menangis. Ia tidak tahu harus berkata apa pada mamanya nanti.
                Afifah yang melihat oik menangis, jadi ikut sedih. Oik itu teman baik afifah. Dan afifah ingin sekali membantu oik, tapi afifah bingung, harus berbuat apa.
                “coba kamu ingat ingat lagi, mungkin kamu lupa.” Kata afifah
                “pasti ini perbuatan si nabila,” kata oik yakin yang langsung mencari si nabila. Tapi nabila tidak terlihat didalam kelas.
                Oik mengangguk. “ya aku yakin,” kata oiik. “soalnya, banyak yang bilang, dia itu suka mengambil uang orang.”
                “ah, jangan suka percaya pada berita yang belum terbukti kebenarannya,” kata afifah mengingatkan.
                “tapi, aku yakin! Soalnya, tadi pas jam olahraga, dia paling terakhir meninggalkan kelas,” kata oik ngotot.
                “o iya,” kata afifah tiba tiba. Ia ingat sesuatu. “aku akan coba membantu mencari siapa pencurinya.”
                “bagaimana caranya?” tanya oik dan acha hampir berbarengan.
                Afifah hanya tersenyum, lalu pergi meninggalkan kelas.
                Tak lama kemudian, afifah kembali kekelas dan mendekati oik. “ik, aku yakin uangmu tidak hilang,” kata afifah
                “ah, kamu jangan sok tahu, deh,” seru oik kesal.
                “coba deh, kamu ingat ingat lagi,” seru afifah.
                “mungkin kamu menaruhnya disalah satu buku catatanmu.”
                “buku catatan?!” pekik oik. Ia baru ingat sekarang dan lengsung mencari buku catatan matematikanya didalam tas. Kemudian, ia segera membukanya halaman demi halaman, dan ternyata memang benar, uangnya ada disitu. “ya ampun, aku lupa! Tadi  pagi, aku menaruhnya dibuku catatan matematikaku.  Kok, aku jadi pelupa, ya?” kata oik sambil memukul dahinya sendiri.
                “ih, kamu ini bagaimana, sih?” seru acha gemas dan menyesal sudak ikut mencurigai nabila.
                “sekarang, kamu harus meminta maaf pada nabila,” anjur afifah
                “tapi....,” oik ragu
                “sudah, nggak usah malu,” potong afifah saat melihat wajah oik yang tampak ragu ragu. “kamu tadi sudah menuduh nabila, tapi ternyata nggak terbukti, kan? Makanya, jangan mudah percaya sama omongan orang yang menjurus fitnah,” kata afifah mengingatkan kesalahan oik.
                Oik mengangguk malu. Ia berjanji nanti akan segera minta maaf.
                “tapi, omong omong, kok kamu tahu sih, kalau aku menyimpan uangku didalam buku catatanku?” tanya oik masih penasaran.
                “ada deh,” jawab afifah singkat sambil tersenyum, membuat oik dan acha semakin penasaran saja.
                Sambil memasukkan buku ajaibnya kedalam tas, afifah mengingat kembali apa yang baru saja dia alami dengan buku ajaibnya itu. Tadi, saat keluar kelas, tanpa sepengetahuan oik, acha, dan teman teman sekelas yang sedang ribut menggunjingkan nabila yang dituduh mengambil uang milik oik, afifah membuka buku ajaibnya itu diruang perpustakaan. Pada halaman 3055, ada mantra untuk mengembalikan waktu. Dan afifah segera membacanya dengan cepat. Lalu terdengarlah suara aneh. Wuzzz..............
                Tiba tiba waktu kembali menjadi pagi hari. Seperti sedang menonton film, afifah menyaksikan saat itu nabila mendekati oik yang baru saja datang.
                “hai, oik!” sapa nabila ramah
                Oik tersenyum dan menyahut sapaan nabila.
                “eh, ik, kamu belum bayar kaos olahraga yang baru, ya?” tanya nabila
                “kok, kamu tahu, si?” tanya oik heran.
                “ya tahu, dong,” sahut nabila singkat.
                “emang kamu sudah?” tanya oik lagi.
                “sudah, kemarin. Terus, kamu mau bayar kapan? Hari ini terakhir lho!” kata nabila.
                “rencananya sih nanti, pas istirahat! Uangnya sudah aku bawa, kok!” sahut oik
                “hati hati, lho, jangan sembarangan naruh uang! Soalnya, dikelas kita ada tuyulnya,” kata nabila membaeri saran.
                “ah, kamu ini ada ada saja,” kata oik. “uangnya aku taruh dalam buku catatan matematika kok, biar aman. Lagian, mana ada tuyul didalam kelas, yang ada juga tuyul disinetron, hehehe.....” oik ketawa.
                “ya, sudah,” kata nabila, lalupergi meninggalkan kelas.
                Setelah tahu kejadian yang sesungguhnya lewat buku ajaib itu, afifah kembali membaca mantra yang ada pada halaman 3056, untuk mengembalikan waktu seperti semula. Dan, wuzzz....waktu pun kembali lagi seperti semula.
                “hmmm....untung aku bawa buku ajaib ini. Kalau tidak, nabila bakal menjadi korban fitnah teman teman sekelas. Kasihan dia...” ucap afifah dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar