Ozy buru buru menutup telinganya karena tak tahan mendengar teriakan deva
“kenapa kamu malah ikut taekwondo? Bukankah kamu ingin ikut paduan suara? Dan, kita, ka, sudah janjian mau mendaftar bersama sama!’ tambah deva heran
Ozy dan deva memang bersahabat sejak kelas IV SD. Kini, dikelas VII D SMP Dunia Idola, mereka sekelas lagi. Sejak dulu, ozy dan deva berkeinginan menjadi anggota paduan suara. Selain karena mereka senang menyanyi, kebetulan tim paduan suara sekolah dunia idola juga sering menang dalam berbagai kejuaraan tingkat nasional. Bahkan, pernah pula bertanding diluar negeri. Wow, keren, kan?
Makanya, deva kaget dan kesal ketika tahu ozy tidak jadi ikut ekskul paduan suara dan diganti ikut taekwondo. “kamu, kan paling nggak suka olahraga, zy? Kenapa tiba tiba berubah begitu?” tanya deva menyelidik.
Ozy Cuma nyengir. “keinginan orang, kan, bisa berubah, dev! Aku ikut taekwondo supaya bisa melindungi diri. Kamu tahu, kan, sekarang kejahatan ada dimana mana! Mau ikut keduanya jadwalnya bentrok,” sahut ozy memberi alasan.
Deva tak percaya begitu saja dengan ucapan sahabatnya itu. “pasti ada apa apanya, nih!” pikir deva curiga. Sebab, deva tahu betul, ozy itu bukan anak yang suka lari dan panas panasan dilapangan. Diajak berenang saja, ia tak pernah mau, kok. “nanti kulitku gosong!” begitu kilahnya.
Ozy mengusap keringat diwajahnya. Ia mengikuti aba aba guru taekwondo untuk berlatih menendang sekali lagi. Ozy sudah kelelahan, ingin beristirahat tapi belum waktunya. Ia melirik kak acha, kakak kelasnya, yang sama sekali tak pernah kelelahan. Tendangannya masih mantap membelah udara.pantas saja, ia pernah menjadi juara antar sekolah
Tak lama kemudian, pak duta menyuruh murid muridnya beristirahat. Kak acha mendekati ozy sambil memamerkan senyum manisnya. “mau pisang goreng?” kata cewek itu sambil menyodorkan kotak bekalnya. Ehem....rasa capek ozy jadi hilang seketika.
Sambil mengunyah pisang goreng, ozy menggoyangkan kepala mengikuti alunan merdu kelompok paduan suara yang sedang berlatih dikelas sebelah. Lagu yang mereka bawakan lagu daerah rasa sayange dari maluku. Kata deva, anak anak baru berlatih menyanyikan lagu lagu nasional dan daerah. “ah, asyik sekali, ya!” pikir ozy sambil mengusap kakinya yang memarkarena terjatuh tadi. “jadi pengen ikutan, deh...”
“ozy, katanya kamu mau diajari balchagi!” ucap kak acha
Ozy tersentak kaget, lalu mengamati sekeliling. “haaah...? apa?” tanyanya kebingungan.
Anak anak yang mendengar langsung bersorak. “wah....melamun,ya? Dari tadi, ozy terpesona sama tendangan kak acha, tuh!”
Ozy mencibir dengan muka merah, lalu bangkit mendekati kak acha. Mereka berdua berlatih dengan serius. “ah, belajar taekwondo juga seru, kok! Hibur ozy dalam hati, seraya tak lepas menatap wajah kak acha.
Ozy terkapar dikamarnya. Hari ini ia tak masuk sekolah. Sekujur badannya terasa pegal linu. Kakinya yang terluka pas latihan kemarin, rasanya juga makin nyeri saja. Tiga minggu berlatih taekwondo, ia belum bisa lancar juga. Ada saja kesalahannya, seperti salah gerakan, salah tendang, melamun, dan sebagainya. Belum lagi, ia berkali kali jatuh tersungkur saat menendang. Huh, kenapa bisa sekacau ini, sih? Kak acha dan teman temannya sampai iba melihatnya.
Seharian ozy hanya berbaring diatas kasur sambil membaca buku atau menonton televisi, dan...melamun. sesungguhnya ia merasa bosan. Ingin rasanya ia masuk sekolah supaya bisa bertemu deva dan.....ehem.....kak acha tentu saja!
Mamanya masuk kekamar membawa nampan berisi sepiring bubur ayam dan susu coklat. “ayo, makan siang dulu, zy!” kata mamanya penuh perhatian. Ozy pun duduk bersandar di ujung tempat tidur dan menyantap buburnya pelan pelan.
“oh iya, semalam mama mampir ke toko kaset,” kata mamanya sambil menyodorkan bungkusan. Ozy segera membuka bungkusan itu. Wow, sebuah cd berisi lagu komplikasi dari para penyanyi top remaja.
“mama putarkan, ya!” kata mamanya.
Lagu pertama berkumandang memenuhi kamar tidur ozy. Suasana jdi ceria. Ozy dan mamanya terhanyut oleh suara merdu penyanyi favorite mereka. Kemudian, mereka berdua menari riang. Ozy bernyanyi riang riang mengikuti alunan lagu. Aneh, seolah rasa sakit pada kakinya lenyap! Begitu juga rasa betenya!
“hhei, katanya sakit! Kok, bisa joget joget?” tiba tiba sebuah suara mengagetkan mereka. Ozy dan mamanya menoleh dan tertawa. Ternyata, deva sudah ada didepan pintu
“oh, maaf tante, tadi mbak nem menyuruh deva langsung masuk kekamar!” kata deva kepada mamanya ozy.
“naaa....aku tahu sekarang, kenapa kamu mendadak ikut taekwondo, pasti karena ada...!” lanjut deva kepada ozy
Ozy melotot. Ia malu kalau mamanya sampai tahu rahasia isi hatinya.
Kriiiiing....telepon ruang tengah berbunyi. Mamanya segera keluar kamar. Ozy menghela nafas lega, kemudian menarik tangan sahabatnya.
“kok, kamu tahu?” tanya ozy penasaran.
“ah, gampang! Pas latihan diam diam aku memerhatikan kamu! Hmmm....ternyata....sambil menyelam, minum air, ya! Sambil latihan, kamu bisa dekat dekat sama kak acha! Iya, kan?” jelas deva
Muka ozy memerah. “tapi, dev, aku jadi sadar, deh! Sebenarnya, aku memang nggak suka taekwondo, tapi aku memaksakan diri ikut gara gara ada kak acha, hehehe....” kata ozy mengakui dengan jujur
“sekarang, aku benar benar jadi tersiksa ikut kegiatan yang bukan keinginanku! Sesungguhnya, aku lebih senang bernyanyi dan ingin ikut paduan suara! Masih bisa, kan, dev?” tanyanya
“o, bisa...bisa, masih bisa!” jawab deva senang. “tapi, kalau kamu berhenti taekwondo, terus bagaimana dengan program melindungi diri sendiri?” tambahnya sambil meledek.
“ah, itu mah gampang! Aku, kan, bisa minta kak acha untuk menjadi bodyguardku!” jawab ozy santai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar