Hari ini berjalan tidak seperti yang direncanakan oleh tabib kepala istana. Seharusnya ia dan istrinya mengajak kedua anaknya berlibur kerumah peristirahatan pribadinya nanti sore. Namun sekarang ia harus memeriksa mayat tahanan terberat stars terlebih dahulu. Ia pikir, hal ini hanya akan berlangsung sebentar.
Tabib yang satu ini adalah seorang pria kurus berusia lima puluh tahun dengan wajah tirus. Mata sipitnya tersembunyi dibalik kacamata yang sangat tebal. Penciumannya sangat tajam, setajam bau cerutu dan minuman keras yang menempel ditubuhnya. Ia bisa mencium sesuatu yang tidak beresdan bisa menyimpulkan bahwa tahanan ini mati dibunuh sebelum ia menyentuh mayatnya. Seperti yang sudah disimpulkan oleh para juniornya, tahanan ini mati tercekik.
Tapi setelah mengamati leher sang mayat, ia menggelengkan kepalanya. “dia memang mati karena kehabisan napas.”
Ia menyentuh leher sang mayat. “tulang kerongkongannya hancur. Itu salah satu alasan
Mengapa ia tidak bisa bernapas.”
Siapa yang dapat menghancurkan tulang pria tegap ini? tabib tersebut bertanya dalam hati. Ia tahu benar bahwa orang ini mempunyai tulang yang sangat keras dan luka ini bukanlah luka luar.
Sekarang tabib tersebut benar-benar yakin bahwa rencana liburan keluarganya harus ditunda beberapa hari. Ini bukan kasus pembunuhan biasa, orang yang membunuhnya harus sangat kuat atau memiliki ilmu tinggi. Namun tabib tersebut tetap berprinsip, jangan terlalu cepat menyimpulkan. Itu sebabnya ia memberi tahu bawahannya untuk tidak menulis semua perkataannya sebagai laporan keistana.
“aku butuh setidaknya satu hari penuh untuk meneliti dan kemudian menyimpulkan penyebab kematiannya,” ujarnya pada kedua asisten sekaligus muridnya yang dari tadi terlebih dahulu memeriksa mayat tersebut.
“tapi, guru, pihak istana meminta hasil akhir segera,” jawab salah satu asistennya ragu.
“katakan saja pada mereka bahwa pria ini mati dibunuh. Tapi aku belum yakin benar penyebab kematiannya,” kata tabib tersebut sambil memeriksa dada mayat. Asisten tadi menganggukan kepalanya dan berjalan keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar