Selasa, 29 Maret 2011

Buku Harian Ray Part 6



30 Oktober 2007

Har, setiap pulang sekolah aku kok selalu merasa nyaman ngdem ngobrol sama kamu. Kata semua orang seh, dikamarku kayak dipuncak. Dingiiiiiiiiiinnnnn.....bangggeeettttsssssssss. ayah paling sering ngasih tahu kalau hal itu gak baik untuk kesehatan paru-paru, pemborosan energi, dan memacu pemanasan global alias global warming.

Kalau nyetel pendingin AC aku memang dibawah 20 derjat. Selalu. Maaf ya ‘yah

Sejujurnya nieh Har. Alhamdulillah. Sekarang aku baru tahu dan sadar. J J J

Ternyata, tak ada sesuatu pun loh sejak aku lahir dan dapat mengingat pengalaman hidup hingga detik ini, yang tak diberikan Allah kepadaku. Segala yang dianugrahkan Allah kepadaku Har, nyata adalah yang terbaik untukku: bentuknya, waktunya, maupun banyaknya sungguh pas. Tepats bangets!

Jauh banget dengan yang dialami Ayah-Mama sampai seumuranku sekarang. Kakek Nenek dari ayah atau Yang Kung-Uti dari mama, bukanlah orangtua yang kaya ataupun mampu seperti Papa dan Mama sekarang.

Katanya sih, sejak Sd, Ayah-Mama bukan hanya sudah dapat membantu pekerjaan rumah, bahkan sudah dapat membiayai keperluan sekolah dan uang jajan sendiri. Tepatnya sih nyaris gak pernah jajan karena ditabung untuk hal-hal penting. Misalnya, membeli nuku pelajaran, alat tulis sekolah, dan sandal. Kata ayah, waktu SD tahun 1960-an, yang pakai sandal jepit apalagi pakai sepatu, baru satu-dua orang.
LLL

Karena aku nyuci piring-gelas bekas sendiri saja banyak maleznya. Padahal, Ayah dan Mama, meskipun ada dua pembantu, selalu mengerjakan hampir semua kenutuhan yanng dapat dikerjakannya, sendiri.

“KaBay, setiap orang tu lebih wajib mengerjakan segela kebutuhannya sendiri sekecil apa pun, daripada orang lain mengerjakannya untuk kita. Itulah akhlak Rasulullah selama 22 tahun 2 bulan 22 hari kenabian dan kerasulan beliau,” kata ayah. Selalu. Khotbah.

Sejak bangun, dirumah, disekolah, dimanapun yang ada orang tua, sampai mau tidur lagi pun. Pasti khotbah. Boring ga seeh!? LLL

“Allah telah menganugrahkan kepada kita tubuh yang sempurna. Untuk apa? Agar kita mandiri, dapat berdikari, biasa hidup diatas kemampuan sendiri, sebagaimana mungkin minta bantuan orang lain, kecuali mohon pertolongan  kepada Allah yang maha pemurah dan maha penyayang. Itu sebabnya, kelak semua anggota tubuh kita akan ditanyai dan diberi hak bicara untuk memberi kesaksian atas apa yang kita kerjakan!”

Aduh Har. Sori ya. Aku langsung nyerocos kayak air keran. Terlalu banyak yang amu aku ceritain ke kamu. Namun, waktunya musti dijadwal.

Sekolah sekarang kaya orang bekerja. Seperti dalam KTP dikolom “pekerjaan: Pelajar. “ X pelajar diibaratkan pelari atau pekerja rodi ya, Har. Bangun pas azan subuh, mandi, salat, sarapan kalau ada waktu dan makan, terus berangkat sekolah satu jam sebelum bel, pulang jam 14.30, tiba dirumah sejam kemudian. Kalau ada ekskul atau PM penambahab meteri pelajaran, plus satu-dua jam lagi.
LLL

Belum lagi ada dua les tambahan untuk Matematika dan Inggris. Lebih dari pekerja paksa ayau budak dizaman penjajahan dulu x ya, Har!
LLL

Kapan bisa rest? Untuk salat dan ngaji saja aku harus ngebut, padahal buru-buru itu pekerjaan setan. Semoga saja kita para pelajar Har, tidak....

Aaah, sudahlah. Toh, sekarang sudah banyak murid kesurupan di beberapa sekolah, diberitakan di televisi dan koran. Otak pelajar dimuati buanyaakkk beban seperti truk tronton. Kebanyakan mulok muatan lokal gak ada di UN, ujian nasional. Gak nyambung! Sedangkan sabtu-minggu untuk ngerjakan banyak PR; kalau aku bermalas-malasan, pasti diomelin orangtua!
LJJ


Dahsyat, Har!
Kapan gw merdekanya, ya?
Udah ya. Aku mau bobok dulu. L
Capek neh. Cu!
Wassalam.
LLL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar