Selasa, 29 Maret 2011


24 Oktober 2007

Assalamu’alaikum.

Hari.....
Oya, Har. Dua kakakku, Kak Alvin dan Kak Gabriel, sudah meninggal. Aku tak ingat, sih. Aku masih bayi lucu. Kak Gabriel, kesayangan mama. Meninggal lebih duluan, waktu itu umurnya  13 bulan lahir 24 Januari 1992 – wafat 23 Februari 1993. Katanya, karena empedunya tidak memiliki saluran usus yang menuju ke hati (atresia bilier ) sehingga hatinya mengeras ( cirrhosis ) sejak dalam rahim.

Innalillahi Wa Inna Ilahi Raji’un

!L!L!L!L!L!L!L!
!L!L!L!L!L!
!L!L!L!
!L!
!

Mama sangat kehilangan. Sungguh. Seakan-akan, setelah Kak Gabriel lahir, berbagai usaha terapi medis dan alternatif, tiga tahun lebih menunggu kehamilan Kak Gabriel itu tak ada bekasnya. Mama harus kehilangan anak yang diperjuangkan sungguh-sungguh begitu cepat. Hanya 13 bulan. Hanya satu bulan usai HUT pertama Kak Gabriel. Sekaligus syukuran rumah ini selesai dibangun

Sedangkan Kak Alvin, lahir 20 September 1989, anak pertama kesayangan ayah, meninggal tertabrak mobil jemputan anak-anak SD kristen. Waktu itu Kak Alvin baru pulang mengaji hari pertama setelah libur lebaran, sehabis Salat Ashar, persis ketika menyebrang didepan Masjid Husnul Khotimah, dekat rumah eyang

Meninggal seketika

Hari Selasa, 4 Maret 1997, pukul 16.10
Innalillahi Wa Inna Inna Ilaihi Raji’un
!L!L!L!L!L!L!L!
!L!L!L!L!L!L!
!L!L!L!L!L!
!L!L!L!
!L!
!!!
!!
!

Dapat dibayangkan, Har. Betapa menyakitkannya musibah itu bagi mama, terutama buat ayah. Jiwa ayah sangat terguncang mengalami dua musibah besar yang beruntun itu. Kak Alvin adalah pangeran, pewaris rantai keturunan DNA ( deoxyribonucleicacid ) ayah, ujung tombak impan masa depan rumah tangganya.

Meskipun tidak genderis, namun islam menentukan kewalian anak dari garis ayah. Aku, baru lahir 22 Oktober 1993. Kini tumpuan ayah kepada adikku, Ozy, lahir 6 Desember 1995. Ia masih belum genap dua tahun. Ayah masih dibayangi trauma meninggalnya Kak Gabriel, dalam umur 13 bulan.

Namun, alhamdulillah, Har. Hikmahnya besar. Sejak kedua peristiwa itu, ayah terus berusaha sungguh-sungguh “iqra”. Belajar membaca, memahami apapun yang berhubungan dengan kekuasaan Allah yang menghidupkan dan mematikan , didalam al-qur’an, didalam hadis Rasulullah, dan diberbagai literatur.

Har, setelah beberapa tahun, akhirnya ayah menemukan jawaban. “bagi Allah Rabbil Alamin” katanya “menghidupkan dan mematikan hambanya, adalah mudah. Kak Alvin, 8 tahun, sudah dikhitan, sudah puasa ramadhan sebulan penuh, baru selesai mengaji dan shalat ashar, didepan masjid pun, kalau ajalnya tiba, ya sudah. Hikmahnya, siapa pun kita, harus senantiasa dalam keadaan bertakwa dan berakhlak baik, karena kematian dapat datang kapan saja dan dimana pun”

Begitu, Har

Aku suka ikut sedih kalau melihat kedua mata mama dan ayah yang berkaca-kaca. Mata ayah dan mama pasti berlinang setiap mengisahkan kembali betapa besarnya rasa sakit dan kehilangan  Kak Gabriel Dan Kak Alvin. Ayah dan mama pasti menengadah menahan air mata dan menarik  napas agar tidak menangis.
!L!L!L!
!L!L!
!L!
!!
!

Untunglah ayah dan mama selalu segera ingat yang dijanjikan Allah dan Rasulullah, bahwa anak-anak yang meninggal sebelum baligh adalah tabungan yang akan menjemputnya diakhirat. Kakek dan nenek, dua adik ayah, juga meninggal ketika masih bayi. JLJ

Alhamdulillahi Rabbil Alamin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Har.
Sampai jumpa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar